Cold Medusa
Sunday, July 24, 2005
  Balada enam butir parasetamol dan dua gelas kopi item
Mungkinkah campuran enam butir parasetamol dan 0,4 liter kopi kental bisa membunuh?
a. pasti iya
b. fifty fifty
c. call a friend [butuh tumpangan ke rumah sakit]

tett tott...

jawaban salah semua. karena tidak satupun yang benar. malah pelipat-gandaan kafein itu akan membuat mata seseorang melek tanpa berkedip.

seandainya saja bisa membunuh orang dengan mixing parasetamol dan kafein, siapa yang akan kamu bunuh?

a. George Bush
b. siapa pun itu yang berani memanipulasi foto Armstrong di bulan
c. Britney Spears
d. Ariel

kirim jawaban terserah ke no HP siapa pun



+++postingan gak penting banget+++
 
  ...and the award goes to... | definitely not me
Award...

seberapa pentingkah menurutmu? Apakah ini hanya sekedar tanda penilaian tertinggi dari para juri, yang harap dicatat adalah manusia yang berselera tertentu? Yang tentu saja bisa mempunyai hasil yang berbeda ketika dewan juri adalah manusia-manusia yang berbeda.

Atau, penghargaan - apapun itu - hanya sekedar jadi sesuatu yang dikejar dan setelah dapat hanya akan jadi pajangan di sudut almari...

Mmmm... entah.

Beberapa taon lalu, aku sempet dapat award itu. Dan ironisnya, ketika acara berlangsung aku malah berkutat dengan pekerjaan sejenis yang mendapatkan penilaian tertinggi dari orang-orang yang ditunjuk jadi juri.

Temenku bilang, award gak penting. Yang penting adalah penghargaanmu sendiri atas apa yang kamu buat.
Tapi ternyata temanku salah.

Aku memang menginginkan award itu. Berlindung di balik kata 'kompetisi yang kusuka sekali', aku sakit hati ketika satu pihak yang bertendensi ingin mendapatkan hal yang sama [dan sialnya, dia punya 'alat' untuk setuju atau tidak mencantumkan karya orang lain selaen namanya sendiri, for sure), dengan sengaja mencoret namaku untuk mengurangi tingginya persaingan.

Satu sisi, aku merasa menang atas 'dia'... karena aku yakin betul bahwa dia, orang yang berkuasa untuk mengikut-sertakan aku atau tidak dalam kompetisi itu, takut harus menelan kekalahan melawanku.

Well...
Mungkin itu hanya ulahku saja yang berusaha melindungi egoku sendiri.

Barangkali ini malah akan jadi manfaat buatku sendiri. Maksudku, iya kalo aku menang lagi? Kalo ternyata taon ini aku akan kalah? Lalu bagaimana aku harus menerima kecewa? Saya masih manusia beruntung kalo begitu, tidak harus menelan kekalahan (dan juga tidak bisa menikmati kemenangan lagi... - kalo menang)

However,
kepada siapa pun yang menang Pinasthika taon ini, semoga karya kalian tidak lebih buruk daripada karya saya dua taon lalu. Karena itu akan lebih mengecewakan saya.

[ personally, i got this thought : betapa tipis garis batas antara RESPECT dan DISGRACE ternyata. Semoga kamu dan karyamu yang menurutmu paling kreatif itu membusuk di antara kontestan yang lain. ]
 
When you think beauty is all of that, then you may be so wrong. Beauty KILLS... But the pain is the only answer that keeps us ALIVE

Name:
Location: Jogja, Indonesia

Meski dunia sudah tidak butuh yang 'biasa' saja, tapi nyatanya aku masih orang yang BIASA. What the heck. It takes The ORDINARY to define what EXTRAORDINARY is.

Archives
March 2005 / July 2005 / August 2005 / September 2005 / October 2005 / November 2005 /


Powered by Blogger

Subscribe to
Posts [Atom]